Minggu, 13 April 2008

Mengapa Awas, Hati-hati, dan Jangan?

Tiga orang ibu, berpesan pada anaknya yang akan pergi ke sekolah sampai. Ibu pertama bilang,”Awas kalau di jalan, ya!”. Ibu kedua bilang,”Hati-hati, ya Nak!”. Sedang ibu ketiga bilang.”Jangan main-main di jalan”. Ketiga ibu tersebut sebenarnya mengacu pada sebuah makna, yaitu agar si anak selalu waspada menuju sekolah. Dengan harapan anak tersebut dapat selamat sampai di sekolah, belajar dengan baik, dan kembali ke rumah. Ibu pertama dan kedua menggunakan kata awas dan hati-hati, yang dirasa lebih pada pengarahan/himbauan. Dengan begitu mereka tidak menunjukkan emosi negatif pada anaknya. Sedang ibu ketiga menggunakan kata jangan, menunjukkan bahwa itu sebuah perintah. Mungkin ibu tersebut kesal karena anaknya sering tidak mengindahkan himbauannya.

Banyak faktor yang mempengaruhi atau melatarbelakangi seseorang untuk menggunakan sebuah kata. Perbedaan pemilihan kata tentunya disebabkan perbedaan tipe/gaya/kepribadiaan, serta gejolak batin seseorang.

Pemilihan kata /diksi merupakan cara untuk mengekspresikan dan mewujudkan gejolak jiwa seseorang. Semisal saja kita menerima tamu ada kalanya kita berkata, Ada perlu apa? Ada yang bisa saya bantu, Gerangan apa yang membuatmu berlabuh di tempat ini?, bahkan Mau apa ke sini?. Kita tentu dapat mengerti gejolak jiwa orang yang mengeluarkan masing-masing kalimat tersebut bukan?

Pemilihan kata yang akan merangkai suatu kalimat untuk menunjukkan maksud tertentu menunjukkan daya guna kata. Sesungguhnya setiap kata mempunyai kekuatan dan mampu mewakili maksud, gagasan, ide, perasaan, juga pemikiran penggunanya. Tidak banyak orang yang pandai memilah kata serta menggunakan kata. Tapi jikalau kita pandai, jangan pula kita jadikan senjata yang bisa merendahkan orang lain dengan bersilat lidah.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

TOLONG JUGA BUATKAN CONTOH DALAM BAHASA INDONESIA SELAIN DI ATAS SEMISAL PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DALAM KAIDAH BAHASA HUKUM