Kata-kata Percakapan dalam Sastra (Puisi)
Membuat puisi tak sulit, kok....
Pada sebuah harian, pernah kudapati sebuah karya (puisi) yang ditulis dengan kata-kata percakapan. Meski demikian tidak mengurangi nilai estetis karya tersebut. Berikut karya seseorang yang sangat gemar membuat puisi bermahzabkan Puitik Romantic
Sebuah SMS
Di seberang
dirimu dalam bingkai rinduku
lalu, ada juga di sini rinduku
yang meluap
terkirimlah sebuah SMS
untukmu
“Apa kabarmu?”
ya, sebuah pertanyaan yang kutitipi sebuah risalah rindu
tertiup, sepoi—untukmu yang
jauh di sana, sang kekasih.
Lalu, pagi itu
kau meneleponku lewat ponsel
genggammu
maka buncah sudah anak rindu
yang seminggu lalu menohoki
rahang jantung-jantungku, kalau
aku senang dengar
suaramu
mungkin itu wajar?karena
antara kau dan aku,
saling sama rasa,
sudah saling mengepakkan
rindu.kalau tak ada,
perlu kita bertanya lagi dalam
hati kita (?)
Kita lantas melanjutkan mushaf-
mushaf rindu
pada abjad (dalam sebuah layar,
biru)—yang bisu
meski kau disana, dan kau
kirimkan kata-katamu
lewat abjad
namun hatiku dan semua
kejernihan jiwaku
tlah menerjemahkan bentuk-
bentuk kata yang kau ucap
seperti apapun bahasamu, yang
tergores, tetap kupahami
maksud hatimu
bahwa, ternyata masih ada rindu
dalam kesunyian cinta kita.
Jogjakarta, 16 Januari 2006 oleh Anam Khoirul Anam
Benar bukan, meski kata-kata yang terangkai dalam puisi tersebut merupakan kata-kata percakapan, namun mampu menjaga keindahan dan maknanya.
Kata percakapan (Keraf,2006:107) kata-kata yang biasa dipakai dalam percakapan atau pergaulan orang-orang yang terdidik. Bahasa percakapan yang dimaksud di sini melebihi cakupan pengertian kata-kata populer dan bentuk konstruksi-konstruksi idiomatis. Tetapi mencakup pula kata-kata yang tidak umum (slang) yang dipakai golongan tertentu saja.
Singkatan prof, dok, kep,bang,dan untuk menyebut profesor, dokter, kapten, abang, dan komandan, juga termasuk dalam ragam kata percakapan.
Perhatikan kata mushaf, kata tersebut mungkin tidak asing bagi kalangan santri. Begitupun dengan sapaan apa kabarmu?. Bila di baca kembali, puisi tersebut cenderung pada bentu puisi naratif. Puisi yang mengalirkan cerita, pengalaman batin dan jiwa penulisnya. Ini membuktikan dengan kata-kata yang biasa kita gunakan dalam percakapan sehari-hari pun puisi dapat lahir. Sudahkah kamu menceritakan ide, pikiran, maupun perasaan kedalam sebuah karya? Mau menunggu sampai kapan? Menulis bisa membebaskanmu dari belenggu rasa dalam jiwa. Ayo ciptakan karyamu!!! Jangan takut salah pilih kata. Keberhasilan hanya untuk mereka yang berani. Berani berbuat salah dan tak akan pernah mengulangi kesalahan yang sama. Berekspresilah!!! Dalam hidup, ekspresi kita juga memegang andil besar pada keberhasilan dan kebahagiaan kita.☺
SELAMAT BERKARYA.....
HIDUPLAH MENGADA!!! BUKAN SEKADAR ADA!!!
TAPI JUGA JANGAN MENGADA-ADA!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar