Senin, 28 April 2008

Kata-kata Percakapan dalam Sastra (Puisi)

Membuat puisi tak sulit, kok....

Pada sebuah harian, pernah kudapati sebuah karya (puisi) yang ditulis dengan kata-kata percakapan. Meski demikian tidak mengurangi nilai estetis karya tersebut. Berikut karya seseorang yang sangat gemar membuat puisi bermahzabkan Puitik Romantic

Sebuah SMS

Di seberang sana, terbayang

dirimu dalam bingkai rinduku

lalu, ada juga di sini rinduku

yang meluap

terkirimlah sebuah SMS

untukmu

“Apa kabarmu?”

ya, sebuah pertanyaan yang kutitipi sebuah risalah rindu

tertiup, sepoi—untukmu yang

jauh di sana, sang kekasih.

Lalu, pagi itu

kau meneleponku lewat ponsel

genggammu

maka buncah sudah anak rindu

yang seminggu lalu menohoki

rahang jantung-jantungku, kalau

aku senang dengar

suaramu

mungkin itu wajar?karena

antara kau dan aku,

saling sama rasa,

sudah saling mengepakkan

rindu.kalau tak ada,

perlu kita bertanya lagi dalam

hati kita (?)

Kita lantas melanjutkan mushaf-

mushaf rindu

pada abjad (dalam sebuah layar,

biru)—yang bisu

meski kau disana, dan kau

kirimkan kata-katamu

lewat abjad

namun hatiku dan semua

kejernihan jiwaku

tlah menerjemahkan bentuk-

bentuk kata yang kau ucap

seperti apapun bahasamu, yang

tergores, tetap kupahami

maksud hatimu

bahwa, ternyata masih ada rindu

dalam kesunyian cinta kita.

Jogjakarta, 16 Januari 2006 oleh Anam Khoirul Anam

Benar bukan, meski kata-kata yang terangkai dalam puisi tersebut merupakan kata-kata percakapan, namun mampu menjaga keindahan dan maknanya.

Kata percakapan (Keraf,2006:107) kata-kata yang biasa dipakai dalam percakapan atau pergaulan orang-orang yang terdidik. Bahasa percakapan yang dimaksud di sini melebihi cakupan pengertian kata-kata populer dan bentuk konstruksi-konstruksi idiomatis. Tetapi mencakup pula kata-kata yang tidak umum (slang) yang dipakai golongan tertentu saja.

Singkatan prof, dok, kep,bang,dan untuk menyebut profesor, dokter, kapten, abang, dan komandan, juga termasuk dalam ragam kata percakapan.

Perhatikan kata mushaf, kata tersebut mungkin tidak asing bagi kalangan santri. Begitupun dengan sapaan apa kabarmu?. Bila di baca kembali, puisi tersebut cenderung pada bentu puisi naratif. Puisi yang mengalirkan cerita, pengalaman batin dan jiwa penulisnya. Ini membuktikan dengan kata-kata yang biasa kita gunakan dalam percakapan sehari-hari pun puisi dapat lahir. Sudahkah kamu menceritakan ide, pikiran, maupun perasaan kedalam sebuah karya? Mau menunggu sampai kapan? Menulis bisa membebaskanmu dari belenggu rasa dalam jiwa. Ayo ciptakan karyamu!!! Jangan takut salah pilih kata. Keberhasilan hanya untuk mereka yang berani. Berani berbuat salah dan tak akan pernah mengulangi kesalahan yang sama. Berekspresilah!!! Dalam hidup, ekspresi kita juga memegang andil besar pada keberhasilan dan kebahagiaan kita.☺

SELAMAT BERKARYA.....

HIDUPLAH MENGADA!!! BUKAN SEKADAR ADA!!!

TAPI JUGA JANGAN MENGADA-ADA!!!!

Tidak ada komentar: